Oleh Siswo Kusyudhanto
Banyak syubhat disebarkan dikalangan masyarakat awam mengenai kelompok orang yang tidak mau merayakan Maulid Nabi dikatakan adalah orang yang benci kelahiran Nabi dan benci shalawat, sejatinya dalam ungkapan ini sarat dengan fitnah, jauh dari fakta sebenarnya.
Ini jelas keliru, karena faktanya kami tidak merayakan Maulid Nabi disebabkan berusaha mengamalkan dalam kehidupan nyata perintah langsung dari Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam, disebabkan kecintaan kepada beliau, untuk selalu berpegang teguh kepada Sunnah beliau dan Sunnah para sahabat, dan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam sendiri yang menjamin bahwa dengan mengikuti sunnah beliau dan para sahabatnya adalah orang-orang yang akan selamat kelak. waallahua'lam.
Juga soal shalawat, berapa banyak ulama kami yang tidak merayakan maulid nabi namun dalam kitabnya menuliskan banyak shalawat kepada Nabi, mungkin dalam satu kitab ada ribuan shalawat disampaikan. Juga dalam banyak kajian kami para ustadz paling depan mengingatkan bahaya shalawat disingkat dengan SAW, seperti Ustadz Syafiq Reza Basalamah sering mengingatkan soal ini, kata beliau, " kita harusnya malu, kita dapat menulis panjang-panjang, berkata-kata banyak, namun ketika bershalawat kepada Nabi malah disingkat, dan tentu dengan menyingkat shalawat menjadi SAW tidak ada nilai pahalanya, waallahua'lam."
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. At Tirmidzi no. 2676. ia berkata: “hadits ini hasan shahih”).
Seorang ustadz kajian Sunnah ketika menjelaskan hadist ini menyebutkan, Nabi Muhammad Shalallalahu alaihi wa sallam memiliki pengetahuan atas apa yang terjadi dimasa depan, yakni terjadi fitnah yang sangat luar biasa dikalangan Umat Muslim, yakni banyaknya terjadi amalan bid'ah dimana-mana, dan ketika itu terjadi kita sebagai Umat beliau diminta untuk menggigit Sunnah beliau dan Sunnah para sahabat dengan gigi geraham. Kenapa dengan geraham?, karena jika sesuatu digigit dengan gigi depan dan kemudian dipaksa dicabut, maka yang terjadi hanya luka saja, sebaliknya ketika sesuatu digigit dengan gigi geraham, dan yang digigit itu dipaksa ditarik keluar mulut maka yang terjadi mmungkin luka parah bahkan mungkin mendatangkan kematian.
Pesannya sungguh jelas kita sebagai Umat Muslim yang mengaku sebagai umat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallalam wajib berpegang teguh kepada Sunnah beliau dan Sunnah para sahabat beliau, meskipun banyak terjadi amalan-amalan bid'ah disekitar klita, bahkan mungkin mungkin dalam mempertahankan Sunnah itu dengan taruhan nyawa kita sekalipun.
Dan amalan Maulid Nabi tidak ada sama sekali perintahnya dari Nabi Muhammad Shalallahu alaih wa sallam ataupun juga tidak pernah diamalkan para sahabat beliau, bahkan juga tidak pernah diamalkan para imam mahzab sekalipun.
Waallahua'lam.
Sumber Referensi " Hadist-hadist Bid'ah", karya Yulian Purnama di Muslim.or.id
No comments:
Post a Comment