Oleh Siswo Kusyudhanto
Sekarang ini banyak post di sosial media ada seorang ustadz ditahzir oleh banyak ustadz lainnya karena salah dalam berpendapat, ketika pendapatnya jelas menabrak hukum yang sudah ditetapkan oleh Allah dan RasulNya . Fenomena ini menunjukkan bahwa kebenaran yang diyakini seseorang mungkin salah, karena kebenaran mutlak adalah milik Allah dan RasulNya
Dalam kondisi dijaman ini dimana stempel ustadz dan ulama mudah disematkan khalayak kepada seseorang, sehingga perlu kehati-hatian dalam mengambil pendapat soal agama, karena jika kita salah mengambil pendapat maka tentu salah dalam memahami agama, dan akibatnya salah beramal, dan jika salah beramal akibatnya bukan saja didunia, namun juga ujungnya mungkin azab neraka.
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah menyebutkan, "dijaman ini mudah sekali seseorang mendapat gelar ustadz dan ulama, bahkan ada seseorang yang baru mengenal Islam beberapa tahun yang lalu sudah berani berbicara tentang agama didepan khalayak, dan buruknya pendapatnya diikuti banyak orang, sungguh ini fenomena yang memprihatinkan. Karena orang seperti ini harusnya lebih layak berada diantrian menunggu berilmu dahulu baru jika punya ilmu cukup silahkan berdakwah didepan khalayak, orang seperti ini lebih layak duduk didepan seorang guru untuk menimba ilmu dari pada berdakwah.
Kita juga sebagai masyarakat sering bersikap keliru, kita sering mengambil pendapat soal agama orang yang tidak berilmu.
Jika kita pada suatu hari mobil kita rusak maka kita akan memanggil montir yang handal untuk menanganinya, atau ketika ada masalah kelistrikan dirumah kita maka kita akan memanggil teknisi listrik yang handal, karena kita takut jika sembarangan memilih orang untuk menangani masalah kita akan mendatangkan masalah dikemudian hari.
Jika soal mobil dan listrik saja kita mencari orang yang ahli dalam bidangnya, kenapa untuk urusan yang jauh lebih serius yakni urusan agama justru kita serampangan???. "
Dalam kondisi dijaman ini dimana stempel ustadz dan ulama mudah disematkan khalayak kepada seseorang, sehingga perlu kehati-hatian dalam mengambil pendapat soal agama, karena jika kita salah mengambil pendapat maka tentu salah dalam memahami agama, dan akibatnya salah beramal, dan jika salah beramal akibatnya bukan saja didunia, namun juga ujungnya mungkin azab neraka.
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah menyebutkan, "dijaman ini mudah sekali seseorang mendapat gelar ustadz dan ulama, bahkan ada seseorang yang baru mengenal Islam beberapa tahun yang lalu sudah berani berbicara tentang agama didepan khalayak, dan buruknya pendapatnya diikuti banyak orang, sungguh ini fenomena yang memprihatinkan. Karena orang seperti ini harusnya lebih layak berada diantrian menunggu berilmu dahulu baru jika punya ilmu cukup silahkan berdakwah didepan khalayak, orang seperti ini lebih layak duduk didepan seorang guru untuk menimba ilmu dari pada berdakwah.
Kita juga sebagai masyarakat sering bersikap keliru, kita sering mengambil pendapat soal agama orang yang tidak berilmu.
Jika kita pada suatu hari mobil kita rusak maka kita akan memanggil montir yang handal untuk menanganinya, atau ketika ada masalah kelistrikan dirumah kita maka kita akan memanggil teknisi listrik yang handal, karena kita takut jika sembarangan memilih orang untuk menangani masalah kita akan mendatangkan masalah dikemudian hari.
Jika soal mobil dan listrik saja kita mencari orang yang ahli dalam bidangnya, kenapa untuk urusan yang jauh lebih serius yakni urusan agama justru kita serampangan???. "
No comments:
Post a Comment