Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah menceritakan tentang hisab, "Kelak saat hisab setiap manusia menghadap Allah Ta’ala untuk diadili, Allah Ta’ala yang menyampaikan semua amalan manusia itu selama di dunia, kamu pernah begini pada waktu itu, kamu begitu pada saat itu dan seterusnya, Allah Ta’ala menjadi hakim bagi manusia yang tengah dihisab. Jika dipermukaan bumi ini seorang hakim ketika mengadili seseorang dia perlu mendengar kesalahan orang yang diadilinya, maka tidak demikian dengan Allah Ta’ala, Allah sendiri yang menyampaikan kesalahan-kesalahan orang yang ada dihadapanNya, adapun malaikat mencatat segala perbuatan seseorang bukan untuk kepentingan memghisab seseorang, karena Allah Azza Wajalla sudah mengetahui Nya tampa melihat catatan tersebut. Dari semua amalan yang disebutkan tersebut kemudian Allah menetapkan dengan adil(surga dan neraka) kepada manusia yang bersangkutan.
Ada perbedaan hisab antara orang Mukmin dengan orang yang kafir dalam hisab, jika orang Mukmin dihisab dengan cara menutup tabir sehingga apa yang Allah sampaikan kepadanya tidak membuatnya malu, hanya Allah dan manusia yang Mukmin itu saja yang tau, sebaliknya orang-orang yang kafir, yakni orang yang ingkar terhadap hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah dan RasulNya selama dipermukaan bumi, mereka dipermalukan dihadapan banyak manusia, padahal yang hadir saat itu adalah seluruh umat manusia, dari Nabi Adam hingga manusia terakhir yang ada dipermukaan bumi.
Ada perbedaan hisab antara orang Mukmin dengan orang yang kafir dalam hisab, jika orang Mukmin dihisab dengan cara menutup tabir sehingga apa yang Allah sampaikan kepadanya tidak membuatnya malu, hanya Allah dan manusia yang Mukmin itu saja yang tau, sebaliknya orang-orang yang kafir, yakni orang yang ingkar terhadap hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah dan RasulNya selama dipermukaan bumi, mereka dipermalukan dihadapan banyak manusia, padahal yang hadir saat itu adalah seluruh umat manusia, dari Nabi Adam hingga manusia terakhir yang ada dipermukaan bumi.
Jika kita berdiri dihadapan orang yang jumlahnya sekian ini saja(jamaah kajian rutin Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru), kemudian disebutkan semua kesalahan-kesalahan kita didepan mereka, pastilah kita akan sangat malu, bagaimana jika kesalahan-kesalahan itu disebutkan dihadapan seluruh umat manusia?, pastilah kita akan sangat malu. Waallahua'lam.
Semoga kita termasuk orang yang mukmin, yakni orang yang mengimani, dan menjalankan hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya, aamiin. "
Semoga kita termasuk orang yang mukmin, yakni orang yang mengimani, dan menjalankan hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya, aamiin. "
" Sesungguhnya Allah mengadili hamba-Nya yang mukmin seorang diri pada hari Kiamat, tidak seorang pun yang melihatnya dan tidak seorang pun yang mendengarnya. Allah Ta’ala benar-benar menutupi aibnya sehingga tidak seorang pun yang mengetahuinya. Allah menunjukkan kesalahan-kesalahannya dan berkata kepadanya: “Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu mengakui dosa ini?” Maka dia menjawab, “Ya wahai Rabb-ku, aku mengetahuinya.” Tiap kali ditunjukkan dosa-dosanya, ia terus mengakuinya sampai-sampai ia merasa pasti binasa. Lalu Allah Ta’ala berfirman kepadanya:
فَإنِّي قَدْ سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيا، وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ
“Sesungguhnya Aku telah menutupi dosa-dosamu di dunia, dan sekarang Aku mengampuni dosa-dosamu.” Kemudian diberikan kepadanya catatan amal kebaikannya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, VIII/353 –Fat-h, dan Muslim, no. 2768)
Kaum muslimin rahimakumullah, ini adalah karunia besar yang Allah ‘Azza wa Jalla berikan kepada seorang mukmin. Allah Ta’ala menutupi aib seorang mukmin dan tidak membongkarnya di depan umum.
Referensi "Yaumul Hisab", karya Muhaimin Nashuri di muslim. Or. Id
Referensi dr muslim.or.id
No comments:
Post a Comment