Di inbox saya ada pertanyaan teman tentang demo, dan saya sebutkan sesuai yang saya dapat dari para ustadz dan syaikh bahwa tidak ada sunnahnya amalan demo ini. Dan seperti halnya amalan yang tidak ada contohnya dari Rasulullah ataupun para sahabat yakni tertolak, atau lebih tepat adalah"sia-sia". Bukti nyata adalah apa yang terjadi di Jakarta dalam rentang waktu antara Bulan Desember 2016 sampai Februari 2017.
Saya masih ingat diakhir bulan November dan awal Desember sempat posting tentang hukumnya demo ini, materinya saya ambil dari materi kajian ustadz dan syaikh, juga posting himbauan kepada teman2 agar tidak ikut serta dalam serangkaian demo itu, justru gara-gara posting itu saya panen caci maki dan tuduhan tidak punya semangat membela agama ini, astaghfirulloh.
Qodarulllah hasil pemilihan DKI Jakarta mungkin merupakan jawaban dari Allah atas perkara ini, hasil pemilihan itu merupakan anti klimaks dari semua rangkaian beberapa kali demo besar-besaran yang menguras tenaga dan dana besar. Hasil pemilihan di DKI putaran pertama menyatakan sekitar 40% suara atau sekitar 2,6 juta orang dari jumlah DPT DKI Jakarta sejumlah 6,5 juta orang, memilih Mr.Hoax, padahal nurut survey katadata.co th.2014 jumlah orang non muslim di jakarta sekitar 1 jutaan saja, dan dari jumlah itu yang masuk DPT hanya sebagian saja. Artinya sekita 1,5 juta pemilih Mr.Hoax adalah orang yang beragama Islam, dan artinya mereka adalah orang yang MUNAFIK karena mengingkari dan mendustakan perintah Allah Azza Wajalla dalam Al Maidah 51, agar tidak memilih orang kafir sebagai pemimpin, SubhanaAllah.
Maka melihat kenyataan ini lebih baik kita kembali kepada amalan sunnah dalam menegakkan agama ini, mempercayai janji Allah Azza Wajalla dalam An Nur 55, dimana Allah janjikan kejayaan bagi umat muslim akan datang dengan sendirinya ketika amal shaleh telah ditegakkan, dan ketika aqidah tauhid telah ditegakkan, janji Allah adalah pasti. Dan dalam beramal shaleh dan menegakkan aqidah tauhid perlu ilmunya, maka mencari ilmu syar'i, memahami dan mengamalkan dalam kehidupan kita, jika mampu dakwahkan adalah cara yang benar dalam usaha membela agama ini, dan yang jelas mengikuti amalan Sunnah bukanlah kesia-siaan/tertolak, waallahua'lam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
No comments:
Post a Comment