Banyak diantara kita mungkin sulit meminta maaf ketika terjadi kita berbuat kesalahan, ketahuilah bahwa yang membuat demikian adalah sikap sombong, merasa lebih tinggi dari orang lain, padahal sejatinya ketika manusia berbuat kesalahan adalah wajar asal dia berusaha memperbaikinya, salah satunya adalah dengan meminta maaf kepada orang yang kita rugikan atas perbuatan itu.
Mungkin banyak diantara banyak orang peran seorang lelaki kepala keluarga sulit meminta maaf kepada istri dan anaknya ketika dia berbuat salah, disebabkan ada rasa lebih tinggi dan paling tinggi posisinya didalam keluarga. Padahal adalah sebuah kewajaran seorang kepala keluarga melakukan kesalahan, dan adalah hal mulia ketika dia meminta maaf kepada anak dan istrinya ketika meminta maaf. Sebagian lelaki kepala keluarga mungkin akan berdalih jika dirinya meminta maaf kepada anak dan istrinya maka harga dirinya akan " jatuh dan tercecer kemana-mana", anggapan ini sangatlah tidak benar, ungkapan seperti itu semata-mata hanya sebagai dalih pembenar atas egonya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan, di antara sifat manusia ialah banyak berbuat dosa dan kesalahan. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Semua anak Adam banyak berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang-orang yang banyak berbuat kesalahan ialah orang-orang yang banyak bertaubat”. []HR at-Tirmidzi no. 2499, Ibnu Majah, Ahmad, ad-Darimi. Dihasankan oleh Syaikh Nashiruddin al-Albâni.]
Dengan keberadaan manusia yang memiliki sifat berbuat dosa, maka sesungguhnya terdapat hikmah yang besar. Yaitu ia akan mengakui dosanya dan kerendahannya di hadapan Allah. Manusia akan bertaubat dan beristighfar dengan merendahkan diri di hadapan-Nya.
dikutip dr Ustadz Abdullah Zein MA.
“Semua anak Adam banyak berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang-orang yang banyak berbuat kesalahan ialah orang-orang yang banyak bertaubat”. []HR at-Tirmidzi no. 2499, Ibnu Majah, Ahmad, ad-Darimi. Dihasankan oleh Syaikh Nashiruddin al-Albâni.]
Dengan keberadaan manusia yang memiliki sifat berbuat dosa, maka sesungguhnya terdapat hikmah yang besar. Yaitu ia akan mengakui dosanya dan kerendahannya di hadapan Allah. Manusia akan bertaubat dan beristighfar dengan merendahkan diri di hadapan-Nya.
dikutip dr Ustadz Abdullah Zein MA.
No comments:
Post a Comment