Dinegri ini jika ada keadaan seseorang pemimpin yang berbuat zalim maka banyak dikalangan pemuda kita akan berusaha menurunkan pemimpin itu dengan protes dan demo, mereka berusaha memecat pemimpin itu dan menggantikan dengan pemimpin yang baru, namun penggantinya ternyata jauh lebih bejat dari yang digantikannya.
Sejatinya memerangi kebejatan itu dimulai dari bawah, diawali dari memerangi kebejatan dalam masyarakat bukan dari atas, bukan dari memerangi kebejatan dikalangan penguasa. Lihat saja betapa sulitnya memerangi korupsi dinegri ini, disebabkan karena miskinnya iman dan miskinnya ilmu, padahal ada niatan baik dari pemerintah kita untuk memerangi korupsi, namun ternyata korupsi sulit diberantas karena dalam masyarakat kita dari rakyat kecil hingga pemimpin hampir semua terlibat dalam perbuatan korupsi. Maka perbaiki dulu dari masyarakat kita, cari ilmunya, amalkan dan perbaiki iman kita, serta terus menerus mendakwahkan kepada masyarakat agar menghindari perbuatan bejat seperti korupsi dan maksiat lainnya.
Perhatikan Firman Allah Azza Wajalla ini :
“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Dari mana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”.” (QS. Ali Imran [3] : 165)
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ
“Apa saja ni’mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An Nisa’ [4] : 79)
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.” (QS. Al An’am [6] : 129)
Dikutip dr Ustadz Armen Halim Naro Lc. Rahimahullah.
Sumber referensi artikel,"taat kepada pemimpin", karya Ustadz Firanda Adirja MA., di rumaysho.co
“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Dari mana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”.” (QS. Ali Imran [3] : 165)
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ
“Apa saja ni’mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An Nisa’ [4] : 79)
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.” (QS. Al An’am [6] : 129)
Dikutip dr Ustadz Armen Halim Naro Lc. Rahimahullah.
Sumber referensi artikel,"taat kepada pemimpin", karya Ustadz Firanda Adirja MA., di rumaysho.co
No comments:
Post a Comment