Ada teman jamaah pengembara sering ajak khuruj, namun setiap saya
tanyakan dalilnya atas amalan ini dia jawab "ini metode", lalu saya
jawab, " kalau itu merupakan metode yang benar harusnya tidak
bertentangan dengan dalil sahhih dari Alquran dan As sunnah, namun saya
pelajari tafsir dan hadist justru saya temukan bertentangan dengan
syariat yang ada" dia kemudian membalas dengan kisah Nabi Ibrahim Alaihi
sallam, tentu saya heran dengan jawaban ini karena Nabi Muhammad
Shallallahu alaihi wassallam paling tau ayat Alquran, paling mengerti
cara mengamalkan namun tidak pernah beliau mengamalkan dakwah seperti
ini, beliau adalah pendakwah terbaik dimuka bumi sekaligus selalu
menjaga diri menjadi orang yang amanah kepada keluarga dan tanggung
jawab yang diembannya. Bahkan amalan ini tidak diamalkan oleh para
sahabat Nabi sampai para ulama madzhab seperti Imam Maliki, Imam Hanafi,
imam Ahmad dan Imam Syafii, tidak ada amalan ini disebut dalam kitab2
hadist dan fiqih karya para ulama besar Ahlu Sunnah seperti Sahhih
Bukhary Muslim, Musnad Imam Ahmad, Fathul Bari, Bughul Maram, Riyadush
Shalihin dan seterusnya, lalu kenapa tiba2 mereka merasa lebih
mengetahui cara berdakwah dari para ulama terdahulu? Bahkan mereka
merasa lebih tau cara berdakwah dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi
wassallam???, ini sungguh janggal dan aneh.
Maka kalau amalan ini
dipaksakan dibenarkan niscaya akan berlawanan dengan puluhan ayat dan
hadist, terutama tentang larangan menyelisihi Sunnah Nabi dan para
sahabat, juga puluhan ayat dan hadist tentang kewajiban setiap muslim
untuk bersikap amanah kepada keluarga dan pekerjaannya serta apa yang
diemban.
Semisal satu ayat dibawah ini cukup membuktikan bahwa
amalan itu menyelisihi perintah Allah dan RasulNya, yakni perintah Allah
untuk menjalankan kewajiban menjaga keluarga setiap saat agar diatas
jalan yang diridhoi Allah, dan menjaga anggota keluarga agar menjauhi
tindakan bermaksiat kepada Allah, kalau mereka pergi jauh dari keluarga
bagaimana caranya menjaga keluarganya????.
Akhirnya saya jawab, maaf
teman saya tidak ikut khuruj. Saya takut ancaman Allah karena
menyelisihi sunnah dan perintah Allah untuk menjaga keluarga setiap
saat. Karena tidak ada jaminan keluarga saya terbebas dari azab neraka.
Marilah kita perhatian perintah Allâh Yang Maha Kuasa berikut ini :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.
[at-Tahrîm/66:6]
Tafsir Ayat
Firman Allâh Azza wa Jalla :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
Hai orang-orang yang beriman
Tafsir :
Allâh Maha kasih sayang kepada para hamba-Nya. Jika Dia memberikan
perintah, pasti itu merupakan kebaikan dan bermanfaat, dan jika Dia
memberikan larangan, pasti itu merupakan keburukan dan berbahaya. Maka
sepantasnya manusia memperhatikan perintah-perintah-Nya.
Abdullah
bin Mas’ûd Radhiyallahu anhuma dan para Ulama Salaf rahimahumullâh
berkata, “Jika engkau mendengar Allâh Azza wa Jalla berfirman dalam
al-Qur’ân ‘Hai orang-orang yang beriman’, maka perhatikanlah ayat itu
dengan telingamu, karena itu merupakan kebaikan yang Dia perintahkan
kepadamu, atau keburukan yang Dia melarangmu darinya”. [Tafsir Ibnu
Katsir, 1/80]
Firman Allâh Azza wa Jalla :
قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
Tafsir :
Kebaikan yang Allâh perintahkan dalam ayat ini, adalah agar kaum
Mukminin menjaga diri mereka dan keluarga mereka dari api neraka.
Bagaimana caranya?
Abdullah bin Abbâs Radhiyallahu anhu berkata,
“Lakukanlah ketaatan kepada Allâh dan jagalah dirimu dari
kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allâh, dan perintahkan keluargamu dengan
dzikir, niscaya Allâh Azza wa Jalla akan menyelamatkanmu dari neraka”.
Mujâhid rahimahullah berkata tentang firman Allâh ‘peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka’, “Bertakwalah kepada Allâh, dan
perintahkan keluargamu agar bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla ”.
Qatâdah rahimahullah berkata, “(Menjaga keluarga dari neraka adalah
dengan) memerintahkan mereka untuk bertakwa kepada Allâh dan melarang
mereka dari kemaksiatan kepada Allâh Azza wa Jalla , dan mengatur mereka
dengan perintah Allâh Azza wa Jalla , memerintahkan mereka untuk
melaksanakan perintah Allâh Azza wa Jalla , dan membantu mereka untuk
melaksanakan perintah Allâh. Maka jika engkau melihat suatu kemaksiatan
yang merupakan larangan Allâh, maka engkau harus menghentikan dan
melarang keluarga(mu) dari kemaksiatan itu”. [Lihat semua riwayat di
atas dalam Tafsir Ibnu Katsir, surat at-Tahrîm ayat ke-6]
Imam
Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah berkata, “Allâh Yang Maha Tinggi
sebutannya berfirman, ‘Wahai orang-orang yang membenarkan Allâh dan
RasulNya ‘Peliharalah dirimu!’, yaitu maksudnya, ‘Hendaklah sebagian
kamu mengajarkan kepada sebagian yang lain perkara yang dengannya orang
yang kamu ajari bisa menjaga diri dari neraka, menolak neraka darinya,
jika diamalkan. Yaitu ketaatan kepada Allâh. Dan lakukanlah ketaatan
kepada Allâh.
Firman Allâh ‘dan keluargamu dari api neraka!’,
Maksudnya, ‘Ajarilah keluargamu dengan melakukan ketaatan kepada Allâh
yang dengannya akan menjaga diri mereka dari neraka. Para ahli tafsir
mengatakan seperti yang kami katakan ini.’ [Tafsir ath-Thabari, 23/491]
Imam al-Alûsi rahimahullah berkata, “Menjaga diri dari neraka adalah
dengan meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan dan melaksanakan
ketaatan-ketaatan. Sedangkan menjaga keluarga adalah dengan mendorong
mereka untuk melakukan hal itu dengan nasehat dan ta’dîb (hukuman) …
Yang dimaksukan dengan keluarga, berdasarkan sebagian pendapat mencakup:
istri, anak, budak laki, dan budak perempuan. Ayat ini dijadikan dalil
atas kewajiban seorang laki-laki mempelajari kewajiban-kewajiban dan
mengajarkannya kepada mereka ini”. [Tafsir al-Alûsi, 21/101]
Referensi artikel "Jagalah keluarga mu dari api neraka", karya Ustadz Abu Musa Al Atsari di almanhaj.or.id