Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam kajian Kitab Ushul Tzalazah karya Syaikh Muhammad Abdul Wahab Rahimahullah, pada bab beriman kepada hari akhir Ustadz Abu Haidar As Sundawy sempat menyinggung tentang salah satu tanda akhir jaman yakni munculnya banyak tulisan yang tersebar dikalangan umat manusia.
Dijaman ini muncul banyak tulisan bukan saja di majalah, koran, buku namun sudah merambah sampai ke internet dan sosial media. Dijaman dulu jika seseorang ingin menulis dia membutuhkan pena, tinta dan kertas, juga dia harus duduk disebuah meja untuk menuliskan sesuatu.
Namun dengan makin canggihnya sarana dan prasarana dijaman ini memungkinkan seseorang membuat sebuah tulisan dan menyebarkan secara luas, juga dapat dilakukan kapanpun dan sedang melakukan apa saja, seseorang dapat menuliskan sesuatu ditempat yang sunyi sambil duduk atau tiduran, kemudian menyebarkan tulisannya ke seluruh penjuru dunia dengan fasilitas internet.
Akibatnya banyak sekali tulisan yang tersebar dikalangan umat manusia, datangnya dalam jumlah sangat besar dan bergelombang seperti gelombang tsunami, namun dari tulisan yang beredar sangat sedikit diantara tulisan itu memuat tema yang berisikan Al-Qur'an dan Sunnah(Sunnah), akibatnya sedikit mashlahat yang didapatkan oleh manusia dengan banyaknya tulisan itu, bahkan justru banyak mudharatnya bagi kebanyakan manusia, atau justru menjauhkan manusia dari Al-Qur'an dan Sunnah (hadits).
Akibatnya banyak sekali tulisan yang tersebar dikalangan umat manusia, datangnya dalam jumlah sangat besar dan bergelombang seperti gelombang tsunami, namun dari tulisan yang beredar sangat sedikit diantara tulisan itu memuat tema yang berisikan Al-Qur'an dan Sunnah(Sunnah), akibatnya sedikit mashlahat yang didapatkan oleh manusia dengan banyaknya tulisan itu, bahkan justru banyak mudharatnya bagi kebanyakan manusia, atau justru menjauhkan manusia dari Al-Qur'an dan Sunnah (hadits).
Akibat dari keadaan tersebut sangat sedikit manusia mengetahui cara beragama yang benar', sangat sedikit orang beragama berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah, dengan demikian Islam yang benar menjadi asing ditengah umat manusia.
Waalahua'lam.
Waalahua'lam.
-----------
Dijelaskan dalam hadits Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ… ظُهُورَ الْقَلَمِ.
“Sesungguhnya menjelang datangnya Kiamat… bermunculannya pena (qalam).” [1]
Yang dimaksud dengan bermunculannya qalam -wallaahu a’lam- adalah bermunculannya karya tulis [2] dan penyebarannya.
Dijelaskan dalam riwayat ath-Thayalisi dan an-Nasa-i dari ‘Amr bin Taghlib, beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ… أَنْ يَكْثُرَ التُّجَّارُ وَيَظْهَرَ الْعِلْمُ.
‘Sesungguhnya di antara tanda-tanda Kiamat… ‘ banyaknya para peda-gang dan merebaknya ilmu.” [3]
Maknanya -wallaahu a’lam- munculnya berbagai media ilmu, yaitu buku.
Di zaman sekarang ini, hal itu telah berkembang dengan sangat pesat, dan menyebar di berbagai belahan bumi karena banyaknya alat-alat percetakan dan foto copy yang memudahkan penyebarannya. Walaupun demikian, ke-bodohan tetap saja menyebar di kalangan manusia, sedikitnya ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang bersumber dari al-Qur-an dan as-Sunnah dan pengamalan keduanya. Jadi, banyaknya buku sama sekali tidak bermanfaat bagi mereka.” [4]
Di zaman sekarang ini, hal itu telah berkembang dengan sangat pesat, dan menyebar di berbagai belahan bumi karena banyaknya alat-alat percetakan dan foto copy yang memudahkan penyebarannya. Walaupun demikian, ke-bodohan tetap saja menyebar di kalangan manusia, sedikitnya ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang bersumber dari al-Qur-an dan as-Sunnah dan pengamalan keduanya. Jadi, banyaknya buku sama sekali tidak bermanfaat bagi mereka.” [4]
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Musnad Ahmad (V/333-334) (no. 3870), syarah Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih.”
[2]. Lihat Syarh Musnad Ahmad (V/334), karya Ahmad Syakir.
[3]. Minhatul Ma’buud fi Tartiibi Musnad ath-Thayalisi (II/112), tartib as-Sa’ati, dan Sunan an-Nasa-i, kitab al-Buyuu’, bab at-Tijaarah (VII/244).
At-Tuwaijiri berkata mengomentari riwayat an-Nasa-i, “Isnadnya shahih dengan syarat asy-Syaikhani.” Ithaaful Jamaa’ah (I/428).
[4]. Lihat Ithaaful Jamaa’ah (I/428).
_______
Footnote
[1]. Musnad Ahmad (V/333-334) (no. 3870), syarah Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih.”
[2]. Lihat Syarh Musnad Ahmad (V/334), karya Ahmad Syakir.
[3]. Minhatul Ma’buud fi Tartiibi Musnad ath-Thayalisi (II/112), tartib as-Sa’ati, dan Sunan an-Nasa-i, kitab al-Buyuu’, bab at-Tijaarah (VII/244).
At-Tuwaijiri berkata mengomentari riwayat an-Nasa-i, “Isnadnya shahih dengan syarat asy-Syaikhani.” Ithaaful Jamaa’ah (I/428).
[4]. Lihat Ithaaful Jamaa’ah (I/428).
No comments:
Post a Comment