Banyak orang dengan sengaja mengaburkan makna bid'ah dengan mengatas namakan para ulama kibar, padahal kalau kita mau belajar sejarah dari kemunculan amalan-amalan bid'ah maka sama sekali amalan itu tidak terjadi dijaman para ulama itu hidup, makanya tidak ada mereka menulis tata caranya dikitab-kitab mereka, karena amalannya belum ada.
Dan karena masuk amalan bid'ah yakni amalan yang datang belakangan setelah nabi dan para sahabat wafat tentu tidak ada pembahasan tentang hal ini dikalangan mereka. Maka ada banyak pertanyaan yang sulit dijawab para pelaku kebid'ahan semisal adakah riwayat Imam Syafi'i memimpin maulid nabi atau tahlil kematian seseorang?, jawabannya tentu " tidak pernah terjadi".
KAPAN MUNCULNYA MAULID NABI ?
Jika kita menelusuri dalam kitab tarikh (sejarah), perayaan Maulid Nabi tidak kita temukan pada masa sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan empat Imam Madzhab (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad), padahal mereka adalah orang-orang yang sangat cinta dan mengagungkan Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah orang-orang yang paling paham mengenai sunnah Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan paling semangat dalam mengikuti setiap ajaran beliau.
Perlu diketahui pula bahwa -menurut pakar sejarah yang terpercaya-, yang pertama kali mempelopori acara Maulid Nabi adalah Dinasti ‘Ubaidiyyun atau disebut juga Fatimiyyun (silsilah keturunannya disandarkan pada Fatimah). Sebagai buktinya adalah penjelasan berikut ini.
Al Maqriziy, seorang pakar sejarah mengatakan, “Para khalifah Fatimiyyun memiliki banyak perayaan sepanjang tahun. Ada perayaan tahun baru, hari ‘Asyura, maulid (hari kelahiran) Nabi, maulid Ali bin Abi Thalib, maulid Hasan dan Husain, maulid Fatimah al Zahra, maulid khalifah yang sedang berkuasa, perayaan malam pertama bulan Rajab, perayaan malam pertengahan bulan Rajab, perayaan malam pertama bulan Sya’ban, perayaan malam pertengahan bulan Rajab, perayaan malam pertama bulan Ramadhan, perayaan malam penutup Ramadhan, perayaan ‘Idul Fithri, perayaan ‘Idul Adha, perayaan ‘Idul Ghadir, perayaan musim dingin dan musim panas, perayaan malam Al Kholij, hari Nauruz (Tahun Baru Persia), hari Al Ghottos, hari Milad (Natal), hari Al Khomisul ‘Adas (3 hari sebelum paskah), dan hari Rukubaat.” (Al Mawa’izh wal I’tibar bi Dzikril Khutoti wal Atsar, 1/490. Dinukil dari Al Maulid, hal. 20 dan Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 145-146)
Asy Syaikh Bakhit Al Muti’iy, mufti negeri Mesir dalam kitabnya Ahsanul Kalam (hal. 44) mengatakan bahwa yang pertama kali mengadakan enam perayaan maulid yaitu: perayaan Maulid (hari kelahiran) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maulid ‘Ali, maulid Fatimah, maulid Al Hasan, maulid Al Husain –radhiyallahu ‘anhum- dan maulid khalifah yang berkuasa saat itu yaitu Al Mu’izh Lidinillah (keturunan ‘Ubaidillah dari dinasti Fatimiyyun) pada tahun 362 H.
Begitu pula Asy Syaikh ‘Ali Mahfuzh dalam kitabnya Al Ibda’ fi Madhoril Ibtida’ (hal. 251) dan Al Ustadz ‘Ali Fikriy dalam Al Muhadhorot Al Fikriyah (hal. 84) juga mengatakan bahwa yang mengadakan perayaan Maulid pertama kali adalah ‘Ubaidiyyun (Fatimiyyun). (Dinukil dari Al Maulid, hal. 20)-
(Sumber " Sejarah Kelam Maulid Nabi", karya Ustadz Muhammad Tuasikal MSc. di rumoysho.c)
Jadi kesimpulannya maulid nabi muncul sekitar 250-350 tahun setelah nabi wafat, juga setelah para sahabat nabi wafat, bahkan setelah para imam mazhab wafat.
KAPAN TAHLIL KEMATIAN MUNCUL ?
Pada pembahasan buku yang ditulis oleh KH. Muhammad Danial Royyan tersebut terdapat pembahasan tentang siapa yang menyusun pertama kalinya bacaan tahlil ini. Menurut Beliau penulis buku sejarah tahlil, penyusun bacaan tahlil pernah dibahas dalam suatu forum Bahtsul Masail. Yang hadir di forum tersebut merupakan para Kyai yang ahli Thariqah.
Hasilnya ada yang berpendapat bahwa penyusun bacaan tahlil yang pertama yaitu Sayyid Ja’far Al-Barzanji. Namun, ada yang berpendapat lain bahwa yang menyusun tahlil yaitu Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad. Setelah dibahas di dalam forum tersebut pendapat yang dianggap paling kuat adalah pendapat yang mengatakan Imam Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad sebagai penyusun yang pertama kalinnya.
Dasarnya yaitu argumentasi yang mengatakan bahwa Imam Al Haddad wafatnya pada tahun 1132 H lebih dulu dari pada wafatnya Imam Sayyid Ja’far Al Barzanji yang meninggal pada tahun 1177 H. Dan diperkuat dengan tulisan Sayyid Awi bin Ahmad bin Hasan bin Abdullah bin Alwi Al Haddad di dalam syarah Ratib Al Haddad, yang menjelaskan bahwa kebiasaan dari imam Abdullah Al Haddad ketika selesai membaca Ratib yaitu membaca tahlil.( sumber yasinan,.co).
Kesimpulannya yasinan atau tahlil kematian muncul sekitar 1000 tahun setelah nabi wafat, juga para sahabat dan ratusan tahun muncul setelah para imam mazhab wafat. Dengan demikian tentu amalan ini tidak diketahui oleh nabi, para sahabat bahkan imam mazhab.
Demikian amalan-amalan yang masuk bid'ah lainnya seperti shalawat nariyah, haulan, ngalap berkah dst. semua amalan itu muncul jauh setelah nabi wafat, andai kita mau belajar, waallahua'alam.
semoga tulisan singkat ini menambah wawasan dan menjadi modal memperbaiki cara beragama baik bagi penulis dan juga para pembacanya, aamiin.