Oleh Siswo Kusyudhanto
Beberapa waktu yang lalu saya sempat ditawari sebuah media untuk menjadi penulis atau juga wartawan lepas untuk mengisi kolom media terbitan mereka, setelah mengetahui saya pernah mendapat pelatihan disebuah group media nasional, namun setelah saya pertimbangkan akhirnya saya menolaknya, karena melihat karakter penulisan media tersebut jauh dari kejujuran, bahkan beberapa berita menurut saya sangat kental dengan rekayasa. Ketika teman yang menawarkan bertanya, "kenapa ditolak mas?", saya jawab, "situ tau sendiri bagimana kebanyakan wartawan mencari makan?, dosa saya udah banyak, dan saya tidak tau apakah Allah Ta’ala ampuni dosa-dosa saya itu, oleh karena itu saya saat ini ingin menjauhi perbuatan-perbuatan dosa baru lagi, termasuk yang ini", mendengar jawaban saya dia mengangukkan kepala tanda paham apa yang saya sampaikan, dan berkata, "memang iya mas, resiko dosanya besar".
Dalam sebuah kajian Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah menyebutkan bahaya memakan harta haram, beliau menyebutkan, "banyak wartawan yang jujur dan benar dalam menyampaikan berita kepada masyarakat, namun banyak juga wartawan yang menyampaikan berita-berita bohong, gossip dan desas-desus kepada masyarakat, wartawan yang buruk seperti ini tentu hasil kerjanya adalah haram untuk dimakan, dan jika memakan harta haram tentu resikonya terancam azab neraka kelak. "
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. [al-Baqarah/2:168]
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allâh telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allâh yang kamu beriman kepada-Nya.[al-Mâidah/5:88]
Dari Abi Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ أكَلَ طَيِّبًا ، وعَمِلَ فِي سُنَّةٍ ، وَأَمِنَ الناسُ بَوَائِقَهُ ، دَخَلَ الْجَنَّةَ
Barangsiapa mengkonsumsi sesuatu yang baik, melaksanakan sunnah dan masyarakat sekitarnya tidak terganggu dengan keburukannya, maka dia masuk surga’. [HR. Tirmidzi]
Imam Ahmad dan lainnya meriwayatkan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَرْبَعٌ إِذَا كُنَّ فِيكَ، فَلاَ عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا: حِفْظُ أَمَانَةٍ، وَصِدْقُ حَدِيثٍ، وَحُسْنُ خَلِيقَةٍ، وَعِفَّةٌ فِى طُعْمة
Ada empat hal, bila keempatnya ada pada dirimu, maka segala urusan dunia yang luput darimu tidak akan membahayakanmu : menjaga amanah, berkata benar, akhlak baik dan menjaga urusan makanan’.
Sumber referensi "Dahsyatnya Bahaya Makan Harta Haram", karya Syaikh Shalih bin Muhammad Alu Thalib, di almanhaj.or.id
No comments:
Post a Comment