Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian tentang bagaimana menjadi pengusaha Muslim yang baik, Ustadz Muhammad Arifin Badri mendapatkan pertanyaan agak sinis dari peserta, "ustadz, ketimbang ustadz menjelaskan panjang lebar tentang akad syariyah dan riba lebih bagus ustadz kasih saya modal saja 100 juta, insyaallah saya akan jadi pengusaha.", mendapat pertanyaan seperti itu beliau menjawabnya tentang pentingnya kepercayaan, "Jujur dan terpercaya seharusnya sifat yang dimiliki setiap Muslim, karena sifat ini akan mendatangkan mashlahat pada seseorang, jika seseorang dikenal jujur dan amanah pasti soal modal kerja akan banyak yang menawarkan untuk dikelola kepadanya, sebaliknya orang yang ingkar dan tidak dipercaya tentu mendatangkan mudharat baginya, dan banyak orang menghindarinya, jika bapak antum atau orang-orang terdekat antum saja tidak percaya akan kemampuan antum untuk mengelola modal mereka bagaimana dengan orang lain?, pasti orang lain lebih tidak percaya lagi kepada antum untuk memberikan modal. Maka mulailah bersikap jujur dan dapat dipercaya atau amanah, insyaallah bantuan akan datang kepada antum. "
Allah ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang jujur (benar)!” (QS At-Taubah: 119)
Begitu pula sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“Kalian wajib berlaku jujur. Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebajikan (ketakwaan) dan sesungguhnya ketakwaan akan mengantarkan kepada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan selalu berusaha untuk jujur maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang shiddiiq (yang sangat jujur). Kalian harus menjauhi kedustaan. Sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan kepada perbuatan dosa dan sesungguhnya dosa itu akan mengantarkan kepada neraka. Jika seseorang senantiasa berdusta dan selalu berusaha untuk berdusta, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang kadzdzaab (suka berdusta).”
(HR Al-Bukhari no. 6094 dan Muslim no. 2607/6637.)
(HR Al-Bukhari no. 6094 dan Muslim no. 2607/6637.)
Sumber referensi, "Sudah Jujurkah Kita?", karya Ustadz Sa'id Ya'i Ardiansyah Lc. MA, di muslim. Or. Id
No comments:
Post a Comment