Oleh Siswo Kusyudhanto
Beberapa waktu yang lalu ada seorang ustadz bertanya kepada saya tentang sebuah kampung yang kental amalan2 bid'ah, berkaitan persiapan Bulan Ramadhan, dia bertanya, "kalau shalat terawih disitu misal satu malam imam yang memimpin shalat terawih membaca setengah juz saja apakah memungkinkan?", saya jawab, "mungkin malam pertama saja penuh, setelah itu pada malam kedua akan berkurang dua shaf, dan hari ketiga mungkin tinggal satu shaf tadz", seperti saya ketahui dikampung itu sudah bertahun-tahun shalat terawih dilakukan secara kilat, mungkin dengan shalat witirnya yakni 11 rakaat, cukup 40 menit sudah selesai, artinya setiap rakaat tidak sampai 5 menit, surat yang dibaca imam seputar "juz 30", itupun surat yang paling singkat, dari kul ke kul.
Berbeda jauh keadaannya dengan masjid2 berbasis Kajian Sunnah yang ada di Pekanbaru, semisal Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru, satu malam imam membaca setengah juz Alquran, artinya setiap rakaat sekitar 10-15 menit, dan dua rakaat sekitar 20-30 menit, MasyaAllah, dan itupun bukannya berkurang dengan bertambahnya hari dalam Bulan Ramadhan, justru jamaah shalat terawih selalu sesak. Bahkan seperti Masjid Abu Darda Pekanbaru, dimana imam yang memimpin shalat terawih dalam satu malam membaca satu juz, namun selalu penuh jamaah shalat terawih dalam satu Bulan Ramadhan, hingga kadang jamaah shalat diteras masjid.
Kalau ditanya kenapa kondisinya berbeda jauh antara masjid yang bukan berbasis kajian Sunnah dan yang berbasis kajian Sunnah, jawabannya mungkin sama seperti yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusallam ketika ditanya seseorang dalam sebuah kajian, "kenapa selalu mendakwahkan bahaya bid'ah?, bukankah mengajak orang itu shalat lebih baik?", beliau menjelaskan bahwa mendakwahkan bahaya bid'ah masuk dalam perkara paling mendasar dalam agama ini, yakni Aqidah Tauhid, membangun umat sesuai Sunnahnya yakni dari membangun Aqidah Tauhid, dengan Aqidah Tauhid yang lurus dan bersih dari syirik dan bid'ah maka Islam akan berjaya, jika pada perorangan dampaknya sangat terlihat, Aqidah Tauhid yang benar jika ada dalam seseorang akan membuat seseorang bersemangat dalam melakukan amal ibadah, menjadi motor penggerak amal ibadah, termasuk dalam mengerjakan shalat. Dengan Aqidah Tauhid yang benar seseorang ringan dalam melangkahkan kaki ke masjid untuk shalat berjamaah, menjadikan dia tidak berat datang ke kajian agama, mudah baginya dia bersedekah dan seterusnya.
Waalahua'lam.
Waalahua'lam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku” [An-Nur : 55]
Foto jamaah shalat terawih Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru.
No comments:
Post a Comment