Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam beberapa kejadian akibat dari perbuatan lisan sangat berbahaya, lisan seseorang dapat menyebarkan fitnah dikalangan masyarakat dan melahirkan perbuatan anarkis dan perselisihan, juga hal mudharat semacamnya, makanya Islam dengan lugas mengingatkan agar umat manusia menjaga lisan mereka demi kebaikan umat manusia itu sendiri.
Disampaikan seorang ustadz yang merintis kajian Sunnah disebuah daerah pelosok, beliau membuat kajian rutin sebulan sekali sebagai wadah dakwah untuk masyarakat disana, kajian ini diikuti secara aktif sekitar 20 orang jamaah saja.
Pada suatu hari tepat kajian rutin ditempat itu digelar yang berupa masjid kecil tiba-tiba disesaki jamaah ratusan orang, bahkan ada unsur Muspida, Camat, Kapolsek, Danramil dan unsur masyarakat setempat, melihat hal demikian ustadz pengisi kajian agak kaget, karena kondisinya sangat berbeda dengan kajian2 sebelumnya, namun beliau berusaha bersikap tenang dan menyampaikan materi kajian seperti biasanya hingga selesai digelar.
Diakhir acara pembaca acara memberikan kesempatan kepada Pak Camat setempat untuk menyampaikan sambutannya, dalam sambutan itu beliau berkata, "Maaf pak ustadz, mungkin ustadz kaget melihat kedatangan kami dikajian ini, ketahuilah kami datang beramai-ramai kesini bukan untuk mendengar kajian ustad, namun kami kesini sebenarnya hanya untuk membuktikan apakah benar kajian ini seperti yang diberitakan di kalangan masyarakat didaerah kecamatan ini bahwa kajian ini kajian sesat. Dan kami dapatkan sungguh bikin kami takjub, justru kami dapati bahwa kajian ini jauh dari yang dituduhkan bahwa ini kajian wahabi dan kajian sesat, justru ketika kami duduk disini telah banyak mendapatkan ilmu yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist sahhih yang disampaikan ustadz tadi. Oleh karenanya dengan ini kami akan dukung kajian seperti ini sepenuhnya, karena ilmu dari Alquran dan Hadist yang sahhihah pasti memberikan dampak positif bagi masyarakat, insyaallah. "
Sejak saat itu kajian Sunnah berkembang pesat didaerah itu karena kemudahan dari Allah Ta’ala juga didukung komponen pemerintahan dan unsur masyarakat lainnya, terlihat makin banyak jamaah yang mengikuti kajian rutin berbasis Sunnah di daerah itu, bahkan saat ini berdiri beberapa pondok pesantren berbasis Manhaj Salaf didaerah itu.
Ini pelajaran penting yang menunjukkan bahwa fitnah terlahir dari kejahilan dan ketidak tahuan, membuat lisan mudah menyebarkan sebuah berita fitnah dan bisa saja menjadi musibah bagi orang lain, maka sebelum menyampaikan sebuah perkara pelajari kebenarannya, jangan mudah terbawa arus fitnah yang belum jelas atas kebenarannya. Sama dengan fitnah wahabi yang sengaja disebarkan dikalangan masyarakat entah latar belakang takut menyusut pengikutnya atau alasan ekonomi politik dibalik itu, banyak yang meneriakkan wahabi sesat, giliran ditanya "apa itu wahabi?", "udah pelajari kitab2 wahabi? ", " sesatnya dimana? ", dst., pasti orang itu bingung untuk memjawabnya, waalahua'lam.
Allah berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].
No comments:
Post a Comment