Oleh Siswo kusyudhanto
Baliho anti riba di jalan Soekarno Hatta Pekanbaru yang berukuran 4x 6 meter ini mengingatkan saya kepada kajian Ustadz Firanda Adirja, beliau berkata, "kenapa para pelaku riba menamai riba dengan bunga?, karena kata" bunga", kesannya indah, sesuatu yang menyenangkan, siapa yang tidak mau diberi bunga?, pasti semua orang suka diberi bunga. Hal ini dilakukan untuk menyamarkan riba yang terlarang dalam agama, andai misal disebutkan nama aslinya mungkin tidak ada orang pergi ke bank untuk menabung atau melakukan pinjaman dana, coba bayangkan saja jika ada seorang pegawai bank menjelaskan kepada nasabahnya, - pak ini riba pada tabungan bapak sekian yaa-, atau misal - pak ini riba dari pinjaman bapak sekian-, besoknya mungkin si nasabah akan menutup semua transaksi di bank itu karena takut azab perkara riba kelak, waallahua'lam ".
SubhanaAllah semoga dijauhkan menyamarkan yang haq dan yang bathil, karena sebenarnya sudah sangat jelas mana yang hak dan yang bathil dalam agama kita, aamiin.
Semoga makin banyak baliho serupa, tidak saja di Pekanbaru namun juga kota-kota lainnya di Indonesia, sehingga makin banyak umat muslim mengetahui mana yang hak dan mana yang bathil, aamiin.
SubhanaAllah semoga dijauhkan menyamarkan yang haq dan yang bathil, karena sebenarnya sudah sangat jelas mana yang hak dan yang bathil dalam agama kita, aamiin.
Semoga makin banyak baliho serupa, tidak saja di Pekanbaru namun juga kota-kota lainnya di Indonesia, sehingga makin banyak umat muslim mengetahui mana yang hak dan mana yang bathil, aamiin.
No comments:
Post a Comment