Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada seorang teman yang suka berbuat amalan bid'ah dan ketika saya tegur dia berdalih untuk membenarkan amalannya dengan mengatakan, "Imam Ahmad saja berbuat bid'ah dengan shalat 300 rakaat sehari, kenapa gak antum kritik juga?", subhanaallah, ini teman mungkin kena syubhat yang ditebarkan seorang ustadz yang mengatakan bahwa Imam Ahmad berbuat bid'ah dengan shalat 300 rakaat sehari, lalu saya katakan, "itu bukan bid'ah, semisal antum shalat 400 rakaat sehari melebihi amalan Imam Ahmad itu ya bukan bid'ah, karena sifat shalat yang Imam Ahmad lakukan adalah shalat Sunnah mutlak, siapa saja bebas melakukan sebanyak yang dia mampu." Lalu dia terdiam memikirkan perkataan saya, semoga dia mau mencari kebenaran soal ini.
Berkaitan dengan ini saya mencari literatur tentang amalan shalat Imam Ahmad yang jumlahnya 300 rakaat sehari, maka tak satupun ulama menyebutkan bahwa itu amalan bid'ah, justru banyak ulama memuji amalan beliau dalam banyaknya menegakkan amalan Shalat Sunnah mutlak itu, kenapa dijaman ini ada ustadz menuduh Imam Ahmad berbuat bid'ah?, subhanaallah, semoga Allah limpahkan hidayah pada kita semua, aamiin.
Lalu untuk meyakinkan saya bertanya kepada Ustadz Maududi Abdullah perihal perkara tersebut, jawaban beliau sangat singkat, namun menyakinkan bahwa tuduhan sebagai ahlul bid'ah kepada Imam Ahmad dengan amalan 300 rakaat itu sangat tidak benar, sebaliknya Imam Ahmad adalah pejuang Sunnah sejati, dalam sejarahnya beliau disiksa, dan dipenjara dalam rumahnya oleh penguasa saat itu karena menolak mengikuti pemahaman menyimpang, paham penguasa yang menyelisihi Sunnah saat itu.
Benar perkataan Imam Syathibi dalam kitab Al Ithisam, beliau mengatakan, "perbedaan Ahlu Sunnah dan Ahlul bid'ah, jika Ahlu Sunnah berjalan dibelakang dalil sahhih dari Alquran dan As Sunnah, Ahlu Sunnah berjalan kemana arah dalil sahhih itu mengarah. Sementara Ahlul bid'ah mereka berjalan didepan dalil sahhih, mereka beramal dengan amalan bid'ah nya kemudian mereka mencari dalil sahhih dari Alquran dan As Sunnah untuk membenarkan amalannya itu. "
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Hujurat:1)
No comments:
Post a Comment