Dapat curhat dari seorang teman bercerita dia punya teman yang terbilang masih awam soal agama dan belum pernah ikut kajian Sunnah. Temannya teman ini menyampaikan keluh kesahnya, soal kejenuhan hidupnya, kalau melihat keadaan dia sebenarnya agak aneh jika sampai berkeluh kesah, maklum dia adalah bos kost2an, punya rumah kost kalau ditotal ada 200 pintu(kamar), penghasilannya perbulan puluhan juta, dan baru saja membangun sebuah rumah mewah untuk ditinggali seharga miliaran rupiah. Keluh kesahnya yakni karena dia terjebak dalam rutinitas yang membosankan, setiap hari ada dirumah, hari-harinya dihabiskan dengan aktivitas itu2 saja, kerjaannya cuma nonton tv, main ps, main computer, paling kalau keluar rumah hanya sebulan sekali hanya untuk mengutip uang sewa dari penghuni kost2annya, setelah itu dia terjebak rutinitas seperti biasanya, cuma duduk manis dirumah. Padahal orang lain yang melihatnya kebanyakan iri, karena kebanyakan orang keluar rumah dan bersusah payah untuk mencari rizki bagi keluarganya, padahal yang diirikan orang itu masih mengeluh juga karena bosan.
Mendengar cerita teman ini jadi tiba2 bikin bersyukur, maklum saya sendiri mengais rupiah dijalanan, kadang kepanasan dan kehujanan, ternyata itu lebih seru dan mungkin ini yang terbaik yang diberikan oleh Allah Azza Wajalla kepada saya, waallahua'lam.
Hal ini bikin ingat kajian Ustadz Maududi Abdullah, beliau dalam sebuah kesempatan mengatakan, "berusahalah semaksimal mungkin dalam mendapatkan sesuatu, soal hasil serahkan kepada Allah Azza Wajalla. Jikapun kita dalam keadaan yang tidak kita sukai, mungkin itulah yang terbaik bagi kita sementara yang kita inginkan lebih dari itu dapat mendatangkan keburukan bagi kita, Allah Azza Wajalla yang paling tau mana yang terbaik buat kita daripada diri kita."
Allah Azza Wajalla berfirman :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Dalam ayat ini ada beberapa hikmah dan rahasia serta maslahat untuk seorang hamba. Karena sesungguhnya jika seorang hamba tahu bahwa sesuatu yang dibenci itu terkadang membawa sesuatu yang disukai, sebagaimana yang disukai terkadang membawa sesuatu yang dibenci, iapun tidak akan merasa aman untuk tertimpa sesuatu yang mencelakakan menyertai sesuatu yang menyenangkan. Dan iapun tidak akan putus asa untuk mendapatkan sesuatu yang menyenangkan menyertai sesuatu yang mencelakakan. Ia tidak tahu akibat suatu perkara, karena sesungguhnya Allah k mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh hamba.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Dalam ayat ini ada beberapa hikmah dan rahasia serta maslahat untuk seorang hamba. Karena sesungguhnya jika seorang hamba tahu bahwa sesuatu yang dibenci itu terkadang membawa sesuatu yang disukai, sebagaimana yang disukai terkadang membawa sesuatu yang dibenci, iapun tidak akan merasa aman untuk tertimpa sesuatu yang mencelakakan menyertai sesuatu yang menyenangkan. Dan iapun tidak akan putus asa untuk mendapatkan sesuatu yang menyenangkan menyertai sesuatu yang mencelakakan. Ia tidak tahu akibat suatu perkara, karena sesungguhnya Allah k mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh hamba.
No comments:
Post a Comment