Kadang kalau ada seseorang atau ustadz menyampaikan hadist2 tentang larangan bid'ah serta kesesatan bid'ah biasanya muncul reaksi negatif dari sebagian orang, seperti "orang itu suka mengkafirkan", atau seperti , "kayak surga dia yang punya" dan banyak macamnya. Dari reaksi ini sebenarnya adalah indikasi ketidak tahuan orang yang bereaksi negatif akan perkara bid'ah, sejatinya bid'ah bertingkat-tingkat, dari bid'ah kecil sampai yang terberat yang berkaitan dengan amalan syirik.
Dalam sebuah kajian Ustadz Abu Haidar As Sundawy pernah ditanya salah satu jamaah, "ya ustadz apakah pelaku bid'ah kekal di neraka?, karena seperti kita ketahui Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam menyebut bid'ah adalah sesat dan tempatnya di neraka.", beliau menjawab, " kalau merujuk pada pendapat ulama dan dalil2 sahhih yang ada adapun pelaku bid'ah selama tidak membawa amalan syirik sampai kematiannya dia tidak kekal dineraka, atau selama dia bersyahadat dan menyakininya dia ada kemungkinan masuk kedalam surga. Hakekatnya neraka adalah sarana untuk membersihkan dosa seseorang sebelum dirinya dimasukkan ke surga, dan ini berlaku juga kepada pelaku dosa-dosa besar lainnya, dalam hal ini juga termasuk juga dosa-dosa dari perbuatan bid'ah. Namun masalahnya azab neraka itu bukan perkara ringan, ini perkara yang sangat berat, azab neraka adalah siksa yang beratnya tidak pernah dapat dibayangkan manusia, maka menjauhi dosa-dosa besar termasuk amalan bid'ah itu lebih baik, waallahua'lam."
Apabila penduduk jannah telah masuk jannah dan penduduk neraka telah masuk neraka, Allah akan berfirman, ”Barang siapa di hatinya ada seberat biji sawi keimanan, keluarlah ia (dari neraka)! ” Maka mereka akan keluar dalam keadaan hangus dan menghitam legam, kemudian mereka akan dilemparkan ke nahrul hayah (sungai kehidupan), lalu mereka akan tumbuh seperti tumbuhnya biji yang dibawa aliran air.” Lalu beliau melanjutkan, ”Tidaklah kalian tahu bahwa biji tumbuh berwarna kuning dan meliuk.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ubadah bin Shamit menuturkan, Rasulullah bersabda :
" من شهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمدا عبده ورسوله، وأن عيسى عبد الله ورسوله، وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه والجنة حق والنار حق أدخله الله الجنة على ما كان من العمل " أخرجاه
“Barang siapa yang bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak (benar) selain Allah saja, tiada sekutu bagiNya, dan Muhammad adalah hamba dan RasulNya, dan bahwa Isa adalah hamba dan RasulNya, dan kalimatNya yang disampaikan kepada Maryam, serta Ruh dari padaNya, dan surga itu benar adanya, neraka juga benar adanya, maka Allah pasti memasukkanya kedalam surga, betapapun amal yang telah diperbuatnya”. ( HR. Bukhori & Muslim )
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula hadits dari Itban bahwa Rasulullah bersabda :
" فإن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله "
“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang orang yang mengucapkan
لا إله إلا الله dengan ikhlas dan hanya mengharapkan ( pahala melihat ) wajah Allah”.
Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri bahwa Rasulullah bersabda :
" قال موسى يا رب، علمني شيئا أذكرك وأدعوك به، قال : قل يا موسى : لا إله إلا الله، قال : يا رب كل عبادك يقولون هذا، قال موسى : لو أن السموات السبع وعامرهن – غيري – والأرضين السبع في كفة، ولا إله إلا الله في كفـة، مالت بهـن لا إله إلا الله " ( رواه ابن حبان والحاكم وصححه ).
“Musa berkata : “Ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk mengingatMu dan berdoa kepadaMu”, Allah berfirman :” ucapkan hai Musa لا إله إلا الله ”, Musa berkata : “ya Rabb, semua hambaMu mengucapkan itu”, Allah menjawab :” Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya – selain Aku - dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu timbangan dan kalimat لا إله إلا الله diletakkan dalam timbangan yang lain, niscaya kalimat لا إله إلا الله lebih berat timbangannya.” ( HR. Ibnu Hibban, dan imam Hakim sekaligus menshahihkannya ).
No comments:
Post a Comment