Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian seorang ustadz memberi nasehat yang patut dicamkan kepada setiap orang yang sudah "ngaji" Sunnah, kata beliau,
"Dijaman ini wajib kita memiliki sikap pemaaf kepada orang sekeliling kita, Tanpa memiliki sikap pemaaf pasti dada kita terasa sempit, kita tidak suka dengan si Fulan karena suatu hal, tidak suka dengan si Fulanah dan seterusnya disebabkan perkataan nya, pasti sempit dada kita, kenapa demikian?, Karena ketika kita hijrah kepada pemahaman agama yang lurus, kemudian kita mendapatkan ilmu agama yang lebih baik dari sebelumnya, pasti kita hidup ditengah banyak orang yang jahil dalam agama, ini sudah disampaikan oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam ribuan tahun yang lalu, bahwa orang yang berpegang teguh kepada ajaran Islam yang benar akan dianggap asing, karena agama sudah demikian rusak diakibatkan fitnah dan syubhat yang tersebar dikalangan umat Islam.
Dengan demikian banyak hal yang disekeliling kita kurang berkenan dalam hati, pada saat demikian perlu sikap pemaaf dan kemudian jika mampu juga memberikan nasehat kepada mereka.
Maka hanya orang yang berilmu dan dibarengi dengan amal yang mampu mudah memberikan maaf kepada orang-orang disekelilingnya, meskipun dia dikatakan buruk sekalipun.
Jangan ketika melihat orang awam justru kita bersikap keras kepada mereka, jadilah kita tabib bagi orang yang sakit, karena orang yang awam agama itu ibarat orang sakit maka perlu kita obati, jangan malah bikin sakitnya makin parah dengan membencinya dan besikap kasar kepadanya.
Semoga kita menjadi pribadi yang mudah memberi maaf, aamiin."
Semoga kita menjadi pribadi yang mudah memberi maaf, aamiin."
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan wasiat pada Jabir bin Sulaim,
وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ
“Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.”
(HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih).
(HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih).
Allah Ta'ala berfirman :
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ
“Maka barang siapa mema’afkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syura: 40)
Sumber Referensi "Mudah memaafkan", karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Msc. Di rumahku.co
No comments:
Post a Comment