Dikisahkan ada keluarga besar mafia hidup disebuah daerah, keluarga itu terdiri dari seorang ayah yang berprofesi pemasok narkoba terbesar didaerah itu, seorang istri yang berprofesi pengelola rumah judi, dan ada 10 orang anak yang kebanyakan berprofesi sebagai penjahat, ada yang jadi tukang copet, pengedar narkoba, tukang rampok, dst., anak paling bungsu didalam keluarga itu ketika melihat keluarganya setiap saat bermaksiat akhirnya hati nuraninya terketuk, jiwanya berontak mencari kebeneran, fitrahnya menuntut yang haq. Maka pada suatu hari tampa sepengetahuan anggota keluarganya, dia pergi ke sebuah masjid dimana ada kajian sunnah digelar, ketika dia duduk menyimak kajian dia mendapat banyak kebenaran apa yang disampaikan ustadz, kebenaran dari dalil sahhih Alquran dan Hadist. Akhirnya hampir tiap ada kajian dia selalu hadir, duduk menyimak dan mencatatnya, lama kelamaan makin banyak ilmu syar'i yang dimilikinya.
Pada suatu saat si bungsu duduk bersama anggota keluarga yang lain di meja makan, seperti biasa mereka mengobrol segala hal, dan diantara obrolan itu si bungsu menyampaikan ilmu syar'i yang dibawa pulang dari kajian sunnah, berupa peringatan Allah dan sabda Rasulullah akan haramnya maksiat dengan lemah lembut, dan anggota keluarga yang lain diam menyimak. Rupanya dakwah lemah lembut itu dipahami negatif oleh sang ayah, dia merasakan dakwah si bungsu mengancam aksi maksiat yang terpelihara selama ini, karena dari sanalah mereka dapat menghidupi diri mereka. Si ayah langsung berdiri langsung berteriak dan mengarahkan telunjuknya pada si bungsu, "sudah hentikan!!!, kamu telah memecah belah keluarga ini dengan ocehanmu!". Langsung saja suasana mendadak senyap dan akhirnya acara makan malam hari itu bubar.
Ini sekedar cerita ilustrasi, bagaimana seseorang yang menyampaikan kebenaran dari Allah dan RasulNya tidak selalu benar dimata kebanyakan orang, terutama jika kebenaran itu berlawanan dengan maksiat yang dilakukan kebanyakan orang disekelilingnya, apalagi jika kemaksiatan itu dianggap lumrah, umum dilakukan.
Seorang yang menyampaikan sunnah niscaya dicap sesat oleh ahlul bid'ah.
Seseorang yang yang menyampaikan tauhid niscaya dicap sesat oleh pelaku kesyirikan.
Maka ikuti kebenaran dari Allah dan RasulNya, jangan ikuti kebanyakan orang, karena kebanyakan orang belum tentu benar.
Waallahua'lam.
Kebanyakan manusia menyesatkan, Allah waa jazzalla berfirman ;
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ
“Seandainya kalian mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, sungguh mereka akan menyesatkan kalian dari jalan Allah (Qs:al An’aam:116)
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ
“Seandainya kalian mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, sungguh mereka akan menyesatkan kalian dari jalan Allah (Qs:al An’aam:116)
No comments:
Post a Comment