Oleh Siswo Kusyudhanto
Beberapa waktu yang lalu dalam kajian Ustadz Muflih Safitra ditanya oleh salah satu jamaah "Ustadz lingkungan dimana saya tinggal orangnya kebanyakan awam kepada Dakwah Sunnah, kalau kita ingin berdakwah mulai dari mana?", lalu Ustadz Ustadz Muflih Safitra mengisahkan perjalanan dakwah beliau di Kota Balikpapan, selepas lulus dari kuliah di Arab Saudi beliau membuka kajian ilmu agama, dimulai Shirah Nabawiyah, juga kisah-kisah orang shaleh terdahulu, kisah para istri Nabi Muhammad Shalallahu alahi wa sallam dan semacamnya, jamaah kajian beliau cuma 7 orang pertama kali membuka kajian, dan rupanya kajian ini sangat menarik bagi orang-orang awam disekitarnya, sehingga kemudian seiring waktu jumlah jamaah yang hadir makin bertambah menjadi puluhan orang, bahkan setelah beberapa tahun jumlah jamaah kajian beliau selalu dihadiri ratusan orang jamaah.
Intinya nasehat beliau untuk mulai berdakwah awali dari hal yang sekiranya dapat diterima oleh masyarakat luas, ketika masyarakat sudah dapat menerima baru ke pembahasan perkara-perkara agama lainnya. Dan jangan awali berdakwah dengan materi yang sulit diterima masyarakat awam, karena hal itu justru membuat mereka lari dari kebenaran.
Semoga hal ini menjadi nasehat bagi kita semua, aamiin.
Semoga hal ini menjadi nasehat bagi kita semua, aamiin.
Allah Ta’ala berfirman
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah (lemah lembut) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (An-Nahl: 125)
Dakwah adalah perkara yang agung, hendaknya kita isi dengan kelembutan sebagaimana arahan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
“Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidak berada pada sesuatu melainkan dia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, tidaklah sifat itu dicabut dari sesuatu, melainkan dia akan membuatnya menjadi buruk.” [HR. Muslim]
Memang benar dakwah juga bisa dengan ketegasan, akan tetapi hukum asalnya adalah hikmah dan lemah-lembut. Jangan sampai dakwah lebih banyak keras dan tegasnya dari pada kelembutan, terlebih di zaman ini. Apabila dakwah dilakukan dengan keras tentu manusia akan menjauh.
Allah berfiman
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap KERAS LAGI BERHATI KASAR, tentulah mereka akan MENJAUHKAN DIRI dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jug bersabda,
ﻳَﺴِّﺮُﻭﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗُﻌَﺴِّﺮُﻭﺍ ﻭَﺑَﺸِّﺮُﻭﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗُﻨَﻔِّﺮُﻭﺍ
“Mudahkan dan jangan mempersulit, berikan kabar gembira dan jangan membuat manusia lari” [HR. Bukhari]
Sumber Referensi "Berdakwah dengan Lemah Lembut", karya Ustadz DR. Raehanul Bahraen di web muslim.or
No comments:
Post a Comment