Oleh Siswo Kusyudhanto
Kalau membahas soal rasisme jadi ingat beberapa tahun yang lalu ketika sedang panas-panasnya kasus Ahok, dan Ibu Kota diserbu ribuan pendemo yang menuntut keadilan kepada penguasa atas pelecehan sang gubernur, dan bukan itu saja, di sosial media ada jutaan posting hujatan dan bahkan beberapa postingan memuat kata-kata kotor menghina etnis china, subhanaAllah.
Pada saat itu ada seorang akhwat langganan buku saya asal Jakarta yang sedang proses menjadi Muslimah dari agama sebelumnya Katolik dan kebetulan etnis china bertanya kepada saya apakah dibenarkan dalam Islam menghujat etnis tertentu? semisal menghujat etnis china, maka saya jawab tidak benar sama sekali, karena Islam itu Rahmatan lil alamin, Islam untuk alam semesta, untuk semua bangsa, Islam bukan milik etnis tertentu semisal milik suku Jawa, suku Sunda, suku Madura dan seterusnya, semua etnis dan suku di dunia ini boleh beragama Islam.
Lalu saya ceritakan kisah Malcolm X, seorang aktivis kulit hitam Islam asal Amerika Serikat, ketika masih remaja sampai dewasa beliau hidup dalam banyak kegiatan pergerakan Islam Amerika Serikat seperti Islam Nation, dan disana dia diberi pemahaman bahwa orang kulit putih sangat anti Islam, musuh Islam dan wajib diperangi dengan segala cara.
Namun pemahaman yang dianut oleh Malcolm X sejak remaja ini berubah sejak dia pergi Haji ke tanah suci, karena disana dia jumpai hampir semua suku bangsa dan semua warna kulit terlibat dalam satu ibadah yang disebut haji, mau warna kulitnya hitam legam, sawo matang sampai kulitnya putih seperti gading semua beramal ibadah sesuai syariat Islam.
Disana Malcolm X menemui kenyataan bahwa pemahamannya selama ini keliru tentang Islam, dengan bukti itu dia jadi mengetahui Islam adalah milik semua bangsa, dan tidak ada rasisme dalam Islam, kedudukan mereka sama dalam agama ini.
Disana Malcolm X menemui kenyataan bahwa pemahamannya selama ini keliru tentang Islam, dengan bukti itu dia jadi mengetahui Islam adalah milik semua bangsa, dan tidak ada rasisme dalam Islam, kedudukan mereka sama dalam agama ini.
Setelah mendengar cerita saya alhamdulillah teman ini hatinya menjadi tenang dan mengabaikan perkataan rasis dari postingan di sosial media juga masyarakat sekitarnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca terutama penulis, aamiin, betapa mulianya agama ini dalam menimbang kedudukan manusia.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Abu Dzar,
ﺍﻧْﻈُﺮْ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﺨَﻴْﺮٍ ﻣِﻦْ ﺃَﺣْﻤَﺮَ ﻭَﻻَ ﺃَﺳْﻮَﺩَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻥْ ﺗَﻔْﻀُﻠَﻪُ ﺑِﺘَﻘْﻮَﻯ
“Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit hitam sampai engkau mengungguli mereka dengan takwa.”
(HR. Ahmad, 5: 158. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari sanad lain)
(HR. Ahmad, 5: 158. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari sanad lain)
Allah menciptakan kita berbeda-beda agar kita saling mengenal satu sama lainnya. Yang membedakan di sisi Allah hanyalah ketakwaannya. Perhatikan ayat berikut:
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺇِﻧَّﺎ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﺫَﻛَﺮٍ ﻭَﺃُﻧْﺜَﻰ ﻭَﺟَﻌَﻠْﻨَﺎﻛُﻢْ ﺷُﻌُﻮﺑًﺎ ﻭَﻗَﺒَﺎﺋِﻞَ ﻟِﺘَﻌَﺎﺭَﻓُﻮﺍ ﺇِﻥَّ ﺃَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. (Al-Hujurat: 13)
Sumber Referensi "Tidak ada Rasisme dalam Islam", karya Dr. Raehanul Bahraen di muslim.or
No comments:
Post a Comment