Menjelang waktu berbuka jika kita melewati rumah makan atau kedai nasi di Bulan Ramadhan sering kita jumpai pemandangan orang berjejer didepan berbagai sajian makanan dan minuman yang jumlahnya sangat banyak dan berbagai macam, padahal mungkin kapasitas perut mereka tidaklah cukup untuk memuat semua makanan dan minuman itu.
Jadi ingat kajian Ustadz Abu Ihsan Atsary ketika membahas fiqih makanan dan minuman, kata beliau, " Seorang mukmin sepatutnya dalam hal makan dan minum tidak berlebihan, karena perut yang terlalu kenyang oleh makanan membuat kemalasan seperti susah menghafal ayat-ayat Alqur'an juga hadist, malas melakukan shalat-shalat Sunnah dan semacamnya, perut kekenyangan juga tidak baik bagi fungsi tubuh kita karena organ tubuh kita juga punya kapasitas yang terbatas. Seorang mukmin makanannya cukup untuk dua orang, artinya cukup setengah porsi, jika dia memakannya tidak sampai membuatnya kekenyangan, sementara seorang kafir makan dari tujuh bagian, orang kafir memakan makanan batasnya adalah keinginannya. Namun kebanyakan orang dijaman ini mereka memakan dengan matanya tidak dengan mulutnya, setiap matanya melihat suatu makanan mendatangkan keinginan untuk memakannya dan kemudian dia berusaha memilikinya, padahal mungkin perutnya sudah kenyang dengan cukup sedikit makanan "
Jadi ingat kajian Ustadz Abu Ihsan Atsary ketika membahas fiqih makanan dan minuman, kata beliau, " Seorang mukmin sepatutnya dalam hal makan dan minum tidak berlebihan, karena perut yang terlalu kenyang oleh makanan membuat kemalasan seperti susah menghafal ayat-ayat Alqur'an juga hadist, malas melakukan shalat-shalat Sunnah dan semacamnya, perut kekenyangan juga tidak baik bagi fungsi tubuh kita karena organ tubuh kita juga punya kapasitas yang terbatas. Seorang mukmin makanannya cukup untuk dua orang, artinya cukup setengah porsi, jika dia memakannya tidak sampai membuatnya kekenyangan, sementara seorang kafir makan dari tujuh bagian, orang kafir memakan makanan batasnya adalah keinginannya. Namun kebanyakan orang dijaman ini mereka memakan dengan matanya tidak dengan mulutnya, setiap matanya melihat suatu makanan mendatangkan keinginan untuk memakannya dan kemudian dia berusaha memilikinya, padahal mungkin perutnya sudah kenyang dengan cukup sedikit makanan "
Dari Miqdam bin Ma’di Karib beliau menegaskan bahwasanya beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih berbahaya dibandingkan perutnya sendiri. Sebenarnya seorang manusia itu cukup dengan beberapa suap makanan yang bisa menegakkan tulang punggungnya. Namun jika tidak ada pilihan lain, maka hendaknya sepertiga perut itu untuk makanan, sepertiga yang lain untuk minuman dan sepertiga terakhir untuk nafas.” (HR. Ibnu Majah no. 3349 dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan Ibnu Majah no. 2720)
Ibnu Muflih mengatakan, dalam al-Adab as-Syar’iyyah 3/183-185 bahwasanya Ibnu Abdil Barr dan ulama yang lain menyebutkan bahwa Umar bin Khatthab pada suatu hari pernah berkhutbah, dalam khutbahnya beliau mengatakan, “Jauhilah kekenyangan karena sesungguhnya kekenyangan itu menyebabkan malas untuk shalat dan bahkan badan malah menjadi sakit. Hendaknya kalian bersikap proporsional dalam makan karena hal tersebut menjauhkan dari sifat sombong, lebih sehat bagi badan dan lebih kuat untuk beribadah. Sesungguhnya seseorang itu tidak akan binasa kecuali ketika dia mengatakan keinginannya daripada agamanya.”
Al Fudhail bin Iyyadh mengatakan, “Ada dua hal yang menyebabkan hati menjadi beku dan keras yaitu banyak berbicara dan banyak makan.”
Al Khalal dalam Jami’nya meriwayatkan dari Imam Ahmad bahwa beliau pernah mendapat pertanyaan, “Ada orang-orang yang makan terlalu sedikit dan mereka memang bersengaja untuk melakukan hal seperti itu?” Imam Ahmad mengatakan, “Aku tidak suka hal seperti itu, karena aku mendengar Abdurrahman bin Mahdi mengatakan, “Ada sekelompok orang yang berbuat seperti itu, namun akhirnya mereka malah tidak kuat untuk mengerjakan berbagai amal yang hukumnya wajib.”
Sumber Referensi Novi Efendi.blogspot
No comments:
Post a Comment