Oleh Siswo Kusyudhanto
Coba anda bayangkan jika pemilik Facebook adalah orang Solo kemungkinan ini platform yang super netral, tau sendiri karakter orang Solo dan sekitarnya itu ketika menghadapi ijin lewat atau semacamnya selalu mengatakan "Inggih Monggo", selalu mempersilahkan sesuatu asal memenuhi kaidah sopan santun dan tidak berbahaya saja.
Sayangnya pemilik Facebook bukan orang Solo, tetapi pemiliknya terindikasi terlibat dalam cara pandang liberalisme dan tidak paham akan cara pandang umat manusia diberbagai belahan dunia yang tentu berbeda jauh dengan cara pandang si pemilik Facebook. Hal ini yang membuat si pemilik berpihak kepada kubu dan sekutunya.
Makanya jangan coba-coba mengetik kata yang masuk dalam deretan kata-kata yang dilarang dalam postingan anda, bisa jadi karena sebuah kata ini anda dihukum tidak dapat menggunakan sebuah platform selama beberapa hari atau bahkan diblock total sehingga anda perlu bikin akun baru lagi.
Platform sosial media bukan seperti barang dunia nyata seperti misal motor dimana pembuat motor tidak ikut campur siapa yang membeli motornya dan motor karyanya dipakai untuk apa, entah untuk kebaikan atau bahkan kejahatan itu urusan penggunanya.
Platform sosial media sangat berbeda, dia akan selalu terhubung dengan pemiliknya selama digunakan orang lain, tentu apa yang terjadi didalamnya masih urusan dia dan dia berhak ngurusi konten orang, ini sebuah kenyataan yang pahit bagi para pengguna platform sosial media bahwa mereka harus ikut kemana arah dan keinginan pemilik platform sosial media, bahkan mungkin sampai jadi kafir sekalipun.
Disini pentingnya dari kita sebagai pengguna sosial media di era modern ini agar selalu bersabar, berhati-hati dan waspada agar tidak kehilangan jati diri sebagai manusia yang bebas berpendapat dan bebas menjalankan cara hidup sesuai pandangan kita, InsyaAllah.
----
Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا ۖ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
Jika kalian memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kalian mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kalian bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan ke-mudharat-an kepada kalian. Sesungguhnya Allâh mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” [Ali ‘Imrân/3:120]
TAFSIR RINGKAS “
Jika kalian memperoleh kebaikan,” maksudnya adalah kalian, wahai orang-orang yang beriman, ketika memperoleh kemenangan dari musuh kalian, ghanîmah (harta rampasan perang) yang kalian dapatkan dari mereka, maka banyak orang yang berbondong-bondong masuk ke dalam agama kalian dan kemakmuran di dalam kehidupan kalian, “niscaya mereka bersedih hati,” yaitu hal tersebut membuat mereka sedih.
“Tetapi jika kalian mendapat bencana,” yaitu kalian mendapatkan keburukan berupa kekalahan dan sebagian kalian ditawan atau terjadi perselisihan di antara kalian, atau kalian ditimpa kekeringan dan musibah, “maka mereka bergembira karenanya.” “Apabila kalian bersabar” atas apa-apa yang menimpa kalian “dan kalian bertakwa” kepada Allâh Azza wa Jalla dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya… “maka tipu daya mereka tidak akan bisa me-mudharat-kan atau membahayakan kalian sedikit pun”.
Karena Allâh Azza wa Jalla adalah penolong kalian dan melihat seluruh gerak-gerik mereka dan seluruh apa yang mereka lakukan. Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan membatalkan semua tipu daya tersebut. Kemudian Allâh Azza wa Jalla mengatakan, “Sesungguhnya Allâh meliputi segala apa yang mereka kerjakan.” Meliputi maksudnya mengetahui.[1]
No comments:
Post a Comment