Oleh Siswo Kusyudhanto
Banyak teman bercerita tentang keburukan perilaku polisi baik dijalan atau tempat lainnya, padahal faktanya tidak demikian yaa, sama dengan instansi lainnya ada juga oknum yang jahat dan banyak juga yang baik seperti hal dalam masyarakat juga demikian.
Seperti siang ini ada nampak ibu-ibu berhijab syar'i dan bercadar motornya mogok di simpang lampu merah Mal SKA karena kehabisan bensin, tak lama berselang ada petugas polisi menghampiri dan menanyakan kepada si ibu ada masalah apa dengan motornya, kemudian ibu bercadar itu menyampaikan masalahnya yakni motornya kehabisan bensin. Mengetahui hal tersebut Pak Polisi ini menawarkan diri untuk mendorong motor si ibu sampai ke pom bensin terdekat, dan itu lumayan jauh sekitar 1 kilo meter dari simpang lampu merah.
Akhirnya motor yang kehabisan bensin itu didorong oleh Pak Polisi yang baik hati ini sampai ke pom bensin dengan kakinya, sementara si ibu naik diatasnya, MasyaAllah.
Sesampainya di pom bensin si ibu mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Polisi.
Sesampainya di pom bensin si ibu mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Polisi.
Pelajaran penting bagi kita, jangan menghukumi seseorang karena seragamnya, juga karena fisiknya, tapi lihat hati, amalan dan perbuatannya, waalahua'lam.
Dalam sebuah hadits disebutkan
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.
TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh:
1. Muslim dalam kitab Al Birr Wash Shilah Wal Adab, bab Tahrim Dzulmin Muslim Wa Khadzlihi Wa Ihtiqarihi Wa Damihi Wa ‘Irdhihi Wa Malihi, VIII/11, atau no. 2564 (33).
2. Ibnu Majah dalam kitab Az Zuhud, bab Al Qana’ah, no. 4143.
3. Ahmad dalam Musnad-nya II/ 539.
4. Baihaqi dalam kitab Al Asma’ Wa Shifat, II/ 233-234, bab Ma Ja’a Fin Nadhar.
5. Abu Nu’aim dalam kitab Hilyatul Auliya’, IV/103 no. 4906.
Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh:
1. Muslim dalam kitab Al Birr Wash Shilah Wal Adab, bab Tahrim Dzulmin Muslim Wa Khadzlihi Wa Ihtiqarihi Wa Damihi Wa ‘Irdhihi Wa Malihi, VIII/11, atau no. 2564 (33).
2. Ibnu Majah dalam kitab Az Zuhud, bab Al Qana’ah, no. 4143.
3. Ahmad dalam Musnad-nya II/ 539.
4. Baihaqi dalam kitab Al Asma’ Wa Shifat, II/ 233-234, bab Ma Ja’a Fin Nadhar.
5. Abu Nu’aim dalam kitab Hilyatul Auliya’, IV/103 no. 4906.
Sumber Referensi almanhaj.or
No comments:
Post a Comment