Oleh Siswo Kusyudhanto
Saya mendapatkan cerita menarik dari seorang teman tentang seorang anggota polisi yang kemudian jatuh cinta kepada Dakwah Salafiyah.
Dikisahkan ada seorang anggota Intel polisi di perintahkan atasannya untuk mencari kebenaran atas berita yang masuk bahwa ada kajian di sebuah masjid di Pekanbaru diduga pemahaman Wahabi dan memberikan materi yang mengarahkan masyarakat kepada pemahaman radikal(khawarij).
Maka sesuai dengan yang ditugaskan oleh atasannya si polisi berpakaian preman dan datang ke kajian rutin seorang ustadz di sebuah masjid, dia duduk bersama jamaah lain sambil mencatat materi kajian itu diatas buku catatan kecilnya, sama dengan apa yang dilakukan oleh jama'ah lainnya.
Namun sejauh dia duduk di kajian itu selama hampir 2 jam ternyata materinya tidak ditemukan tanda-tanda menyebarkan pemahaman radikal seperti yang dapatkan informasi sebelumnya, justru dalam kajian ini yang disampaikan cuma Ayat Al-Qur'an dan Hadits juga disertai penjelasan dari beberapa ulama tentang hal itu.
Karena masih penasaran si Intel polisi ini besok nya datang ke kajian di Masjid yang sama yang diisi oleh ustadz lain dengan materi berbeda, namun lagi-lagi dia jumpai materinya jauh dari kata radikal, cuma Ayat Al-Qur'an dan Hadits disertai penjelasan para ulama.
Karena masih juga penasaran dia akhirnya datang terus ke kajian di masjid tersebut berulangkali, sampai tidak terasa dijalani sudah berbulan-bulan, namun belum dia temukan materi radikal di masjid ini.
Dan pada akhirnya si Intel polisi banyak terlibat dalam kegiatan di masjid tersebut, penampilannya juga berubah, jenggotnya dipanjangkan, dan celana dicingkrangkan, pada akhirnya dia jatuh cinta kepada Dakwah ini sampai hari ini.
Dan sampai saat ini menurut kabar beliau sehari-hari penampilan seperti itu sebagi Intel, bahkan mendapatkan tugas khusus untuk mendeteksi pemahaman radikal di tengah masyarakat, MasyaAllah.
Dan mungkin bukan beliau saja yang menemukan cinta di Dakwah Salafiyah dengan cara demikian, semula mendengar fitnah atau berita bohong kemudian mencari kebenaran atas berita tersebut dan akhirnya justru cinta kepada Dakwah ini.
Kisah ini semoga menjadi pelajaran penting bagi penulis juga para pembaca postingan ini, jika datang sebuah berita jangan langsung percaya begitu saja, namun cari kebenaran atas berita tersebut dengan cari mencari kebenaran dari sumbernya (Tabayyun), agar kita tidak salah dalam bersikap, Allahu'lam.
Allah berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].
Dalam ayat ini, Allah melarang hamba-hambanya yang beriman berjalan mengikut desas-desus. Allah menyuruh kaum mukminin memastikan kebenaran berita yang sampai kepada mereka. Tidak semua berita yang dicuplikkan itu benar, dan juga tidak semua berita yang terucapkan itu sesuai dengan fakta. (Ingatlah, pent.), musuh-musuh kalian senantiasa mencari kesempatan untuk menguasai kalian. Maka wajib atas kalian untuk selalu waspada, hingga kalian bisa mengetahui orang yang hendak menebarkan berita yang tidak benar.
Sumber Referensi "Berita dan Bahayanya", karya Syaikh Dr. Abdul Azhim Al Badawi di web Muslim.or.id
No comments:
Post a Comment