Oleh Siswo Kusyudhanto
Bingung kalau lihat ada teman yang lulusan Universitas Timur tengah tapi cuma jualan shirwal, tidak ngajar disebuah madrasah atau buka kajian kitab. Ilmunya untuk apa?, Sayang sekali, padahal banyak orang disekitarnya membutuhkan ilmunya.
Mungkin ini yang disebutkan ulama kehilangan ghiroh, semangat untuk memperjuangkan agama ini disebabkan tujuan dunia lebih diutamakan, waalahua'lam.
Mungkin ini yang disebutkan ulama kehilangan ghiroh, semangat untuk memperjuangkan agama ini disebabkan tujuan dunia lebih diutamakan, waalahua'lam.
Jadi teringat kisah-kisah para ulama terdahulu yang sangat semangat belajar ilmu agama dan juga mengajarkan kepada masyarakat.
Sebut saja Imam Syafi'i, beliau disebutkan dalam sejarah perjalanan hidup beliau selama 14 tahun hanya untuk mengambil hadits-hadits dari para perawi, dengan hanya mengandalkan kendaraan seadanya dijaman itu seperti kuda dan onta hampir menjelajahi seluruh jazirah Arab mulai Baghdad, Yaman, sampai Mesir, dan itu dalam menempuh perjalanan waktu yang digunakan sampai beberapa Minggu bahkan berbulan-bulan. Dari sini sudah tergambar jelas semangat beliau dalam belajar dan mengajarkan ilmu, bahkan karena hal ini sampai-sampai beliau tidak sempat memikirkan perkara pribadi seperti menikah, seperti diketahui hingga wafatnya beliau belum diketahui pernah menikah.
Sebut saja Imam Syafi'i, beliau disebutkan dalam sejarah perjalanan hidup beliau selama 14 tahun hanya untuk mengambil hadits-hadits dari para perawi, dengan hanya mengandalkan kendaraan seadanya dijaman itu seperti kuda dan onta hampir menjelajahi seluruh jazirah Arab mulai Baghdad, Yaman, sampai Mesir, dan itu dalam menempuh perjalanan waktu yang digunakan sampai beberapa Minggu bahkan berbulan-bulan. Dari sini sudah tergambar jelas semangat beliau dalam belajar dan mengajarkan ilmu, bahkan karena hal ini sampai-sampai beliau tidak sempat memikirkan perkara pribadi seperti menikah, seperti diketahui hingga wafatnya beliau belum diketahui pernah menikah.
Bandingkan dengan keadaan sekarang ini, dalam menempuh perjalanan ribuan kilometer dapat ditempuh dengan waktu singkat dengan pesawat, sumber referensi dari mana saja, dari seluruh penjuru dunia saat kita dapatkan dengan jemari melalui fasilitas internet, dan segala fasilitas komunikasi sudah lengkap, namun kenapa justru kita malas memperjuangkan agama ini?.
Semoga ini menjadi renungan penulis dan pembaca, dan mengambil hikmah dari tulisan ini, aamiin.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Artinya: “Barangsiapa yang menyeru kepada sebuah petunjuk maka baginya pahal seperti pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi akan pahala-pahala mereka sedikitpun dan barangsiapa yang menyeru kepada sebuah kesesatan maka atasnya dosa seperti dosa-dosa yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikitpun
(Hadits riwayat Muslim)
(Hadits riwayat Muslim)
Sumber Referensi "Kenapa kita harus berdakwah", karya Ustadz Ahmad Zainuddin Al-Banjari di web Muslim.or
No comments:
Post a Comment