Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada kisah menarik dari seorang teman, seorang akhwat yang berstatus janda dan memiliki satu orang anak lelaki yang masih kecil, dia hidup dan bekerja di negara Amerika serikat selama beberapa tahun, beliau juga banyak membantu saya untuk menyediakan Mushaf Al-Qur'an untuk kelas-kelas bacaan Al-Qur'an dibeberapa daerah.
Ketika saya nasehati untuk hijrah ke Indonesia lebih kepada alasan agama akhirnya dia menerima nasehat saya, dan Alhamdulillah saat ini beliau hijrah ke Indonesia dan menikah dengan salah seorang teman Ikhwan. Semoga ini adalah pilihan yang terbaik, aamiin.
Ketika saya nasehati untuk hijrah ke Indonesia lebih kepada alasan agama akhirnya dia menerima nasehat saya, dan Alhamdulillah saat ini beliau hijrah ke Indonesia dan menikah dengan salah seorang teman Ikhwan. Semoga ini adalah pilihan yang terbaik, aamiin.
Kata beliau ada kata-kata yang membuatnya kemudian berfikir dan bertekad hijrah ke Indonesia, yakni saya mengatakan, " Coba ukthi bayangkan jika umur ukthi selalu bertambah seiring waktu, dan makin tua, kemudian meninggal dunia, maka ukthi akan meninggalkan seorang anak sendiri di tengah masyarakat yang mayoritas kafir seperti Amerika Serikat, seperti kita ketahui bersama di negri ini dimana-mana orang sudah biasa melakukan segala kemaksiatan yang dilarang dalam agama Islam seperti berzina atau minum minuman alkohol dan seterusnya. Apakah ukthi mampu menjamin ketika itu terjadi anak ukthi tidak terlibat dalam segala kemaksiatan itu?. "
Menurut dia sangat berat meninggalkan negri seperti Amerika jika alasannya adalah materi, maklum gaji sebulan semisal 5000 dollar Amerika itu setara 70 juta rupiah, dimana mencari gaji seperti itu di Indonesia? Tentu sangat sulit. Namun jika pertimbangannya adalah agama maka Indonesia adalah lebih baik dari Amerika Serikat.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz, ketika beliau ditanya hukum safar ke negeri kafir, beliau menjawab :
السفر إلى بلاد الكفار خطير يجب الحذر منه إلا عند الضرورة القصوى يقول النبي صلى الله عليه وسلم: ((أنا بريء من كل مسلم يقيم بين المشركين)) وهذا خطر فيجب الحذر، فيجب على الدولة وفقها الله أن لا تبعث إلى بلاد المشركين إلا عند الضرورة، مع مراعاة أن يكون المبعوث ممن لا يخشى عليه لعلمه وفضله وتقواه، وأن يكون مع المبعوثين من يلاحظهم ويراقبهم ويتفقد أحوالهم، وهكذا إذا كان المبعوثون يقومون بالدعوة إلى الله سبحانه، ونشر الإسلام بين الكفار لعلمهم وفضلهم فهذا مطلوب ولا حرج فيه.
أما إرسال الشباب إلى بلاد الكفار على غير الوجه الذي ذكرنا، أو السماح لهم بالسفر إليها فهو منكر وفيه خطر عظيم، وهكذا ذهاب التجار إلى هناك فيه خطر عظيم؛ لأن بلاد الشرك الشرك فيها ظاهر والمعاصي فيها ظاهرة، والفساد منتشر، والإنسان على خطر من شيطانه وهواه ومن قرناء السوء فيجب الحذر من ذلك.
“Alhamdulillah, safar ke negeri kafir mengandung bahaya, wajib menghindari masalah ini, kecuali jika kondisinya sangat mendesak. Nabi shallallāhu alayhi wa sallam bersabda :
أنا بريء من كل مسلم يقيم بين المشركين
“Aku berlepas diri dari setiap muslim yang tinggal di antara orang-orang musyrik.”
Ini berarti bahaya, maka wajib dihindari. Wajib bagi pemerintah, semoga Allāh memberi taufiq, agar tidak mengirim (para pelajar) ke negeri-negeri kaum musyrikin kecuali terpaksa. Itupun dengan memperhatikan agar orang-orang yang diutus itu tidak dikhawatirkan (tergelincir) karena ilmu, keutamaan dan ketakwaannya. Juga hendaknya menyertakan para pembimbing yang terus memantau dan memperhatikan kondisi mereka.
Sumber Referensi " Tinggal dan bekerja di negri kafir", karya Ustadz Abul Aswad Al Bayati di web bimbingan Islam
No comments:
Post a Comment