Bismillah
Oleh Siswo Kusyudhanto
Alhamdulillah sejauh ini Allah Azza Wa Jalla mudahkan saya ikut bisa membantu kelas-kelas bacaan Al-Qur'an di berbagai daerah di indonesia, jumlahnya sejauh yang terdata sudah sekitar 400 titik lokasi dan tersebar di sekitar 30 provinsi di Indonesia, juga diikuti oleh santri dan anggota kelompok bacaan Al-Qur'an sekitar 10 ribu orang.
Terima kasih yang tidak terhingga kepada para donatur Mushaf Al-Qur'an yang namanya tidak dapat sebutkan satu persatu karena jumlahnya ada ratusan orang, juga terima kasih kepada para ustadz dan ustadzah pemateri kelas bacaan Al-Qur'an dan Tahfizh yang telah membantu menyalurkan dan mengawasi penggunaan Mushaf Al-Qur'an bantuan donatur, syukron, semoga apa yang mereka bantu dan kerjakan menjadi catatan pahala disisi Allah Azza Wa Jalla Aamiin.
Namun sejauh ini juga tidak sedikit hambatan yang menghadang program ini mulai sedikitnya donatur dan banyaknya permintaan Mushaf Al-Qur'an dari berbagai daerah sehingga perlu waktu lama untuk dapat memenuhinya, ditambah lagi pemberlakuan karantina wilayah disejumlah wilayah di Jawa terutama sehingga menyebabkan beberapa penerbit Mushaf Al-Qur'an tutup, dan akibatnya kami sulit dalam pengadaan Mushaf Al-Qur'an, qodarullah.
Dari sekian hambatan ada beberapa hal yang agak memprihatinkan saya dan orang yang terlibat karena disebabkan fitnah yang beredar di masyarakat, semisal ada kelompok bacaan Al-Qur'an lokasi di Kampar Riau dipaksa bubar setelah lokasi tersebut dikunjungi Singa Aswaja dan melakukan tablik akbar di lokasi itu, atau di sebuah masjid yang lokasinya di Sukabumi Jawa Barat bubar karena fitnah wahabi dikalangan pengurus masjid, namun alhamdulillah masih beraktivitas seperti biasa bertempat di teras rumah warga yang agak luas, juga terjadi hal serupa lagi-lagi fitnah Wahabi di sebuah masjid di Lombok Barat, dan ada beberapa lagi di lokasi lain.
Intinya hambatan selalu ada dalam kegiatan dakwah baik teknis ataupun disebabkan faktor manusia, tapi itulah dakwah, ketika kita bertekad masuk dalam kegiatan dakwah pasti ada saja hambatannya, kalau jalan tol InsyaAllah tidak ada hambatan.
Namun segala hambatan itu justru menambah semangat dan menambah tekad untuk makin banyak membuka kelas-kelas bacaan Al-Qur'an, karena masih banyak saudara seiman buta Al-Qur'an, alias tidak dapat membacanya, masih banyak saudara kita buta ilmu agama, InsyaAllah.
Seorang ustadz menasehati, " Lagian cobaan kita dalam berdakwah belum ada apa-apa nya dibandingkan dengan cobaan yang menimpa para Nabi dan Rasul", saya selalu ingat nasehat ustadz tentang ini, mungkin ini yang membuat para ustadz selalu mengabaikan segala fitnah, selalu bersabar dan tidak baperan ketika kajiannya dibubarkan atau diusir, Allahua'lam.
----
Ingat peringatan Allah Azza Wa Jalla dalam firman-Nya:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan, ‘kami telah beriman’ TANPA diuji?! Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah benar-benar tahu orang-orang yang tulus dan orang-orang yang dusta“. (QS. Al-Ankabut: 2-3).
Ingat pula Sabda Nabi –shallallahu’alaihi wasallam-:
أشدُّالناسِ بلاءً الأنبياءُ ، ثم الأمثلُ فالأمثلُ ، يُبتلى الناسُ على قدْرِ دينِهم ، فمن ثَخُنَ دينُه اشْتدَّ بلاؤُه ، و من ضعُف دينُه ضَعُف بلاؤه ، و إنَّ الرجلَ لَيُصيبُه البلاءُ حتى يمشيَ في الناسِ ما عليه خطيئةٌ
“Manusia yang paling berat cobaannya adalah para nabi, kemudian orang yang paling baik (setelahnya), lalu orang yang paling baik (setelahnya). Maka siapa yang agamanya berbobot, cobaannya juga berat. Siapa yang agamanya lemah, cobaannya juga ringan. Dan sungguh seseorang akan terus ditimpa cobaan, hingga dia berjalan di tengah-tengah manusia tanpa dosa sedikitpun“. [(HR. Ibnu Hibban no. 2900, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ 993).
No comments:
Post a Comment